Pengguna ganja atau marijuana sering menganggap bahwa barang ilegal yang digunakannya dapat meningkatkan keinginan atau gairah seksual. Tapi penelitian terbaru tentang kesehatan seksual menunjukkan bahwa ganja dapat membuat pria disfungsi ereksi alias impoten.
"Penelitian terbaru termasuk temuan bahwa penis berisi reseptor untuk bahan aktif marijuana, bisa membuat anak muda mungkin berpikir ulang untuk efek jangka panjang menggunakan marijuana," jelas Rany Shamloul, dokter dari University of Ottawa dan Queen's University di Kanada, seperti dilansir Livescience, Jumat (18/2/2011).
Menurut Shamloul, temuan ini adalah pesan yang kuat kepada generasi muda, khususnya laki-laki muda.
Para ilmuwan pertama kali mempelajari tentang kaitan ganja dan seks sejak tahin 1970-an. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa ganja tampaknya memiliki efek obat cinta.
Dalam studi 1982 yang diterbitkan dalam Journal of Psychoactive Drugs, 75 persen dari perokok ganja mengatakan bahwa barang ilegal tersebut secara jangka pendek dapat meningkatkan kehidupan seks.
Namun studi lain yang diterbitkan dalam jurnal yang sama pada tahun yang sama menemukan bahwa disfungsi ereksi dua kali lipat lebih umum pada pengguna ganja. Efek ini jelas lebih berbahaya ketimbang efek jangka pendek yang diperoleh.
Penelitian lain tentang dosis ganja juga menunjukkan bahwa sejumlah kecil ganja dapat sedikit membuat pria disfungsi seksual, tetapi dosis ganja yang tinggi dapat membuat pria impoten (tidak bisa atau tidak mampu mempertahankan ereksi).
"39 persen pria dalam studi tahun 1982 yang mengatakan ganja dapat meningkatkan kehidupan seks karena mereka telah mengalami efek obat ini yang dapat mengubah persepsi waktu, sehingga mereka menganggap dapat berhubungan seks dengan durasi yang panjang," jelas Shamloul.
Yang paling penting, menurut Shamloul, adalah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2010 dalam journal European Urology. Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa reseptor untuk tetrahydrocannabinol (THC), yaitu bahan aktif dalam ganja, terdapat dalam jaringan penis dari lima pasien difungsi ereksi dan enam monyet rhesus jantan yang diteliti.
Shamloul mengatakan, reseptor tersebut terutama pada otot polos penis. Penelitian laboratorium tambahan menunjukkan bahwa THC memiliki efek penghambatan pada otot.
"Ini adalah efek yang lebih serius pada fungsi ereksi karena otot polos membentuk 70 persen hingga 80 persen dari penis itu sendiri," kata Shamloul.
Shamloul telah melaporkan temuannya pada jurnal online edisi 26 Januari dalam Journal of Sexual Medicine.
"Penggunaan ganja tersebar luas, terutama pada pria di puncak kehidupan seksual mereka," kata Shamloul.
Laporan PBB menyebutkan 162 juta orang menggunakan ganja di seluruh dunia setiap tahun. Lebih dari 22 juta menggunakannya sehari-hari. source
"Penelitian terbaru termasuk temuan bahwa penis berisi reseptor untuk bahan aktif marijuana, bisa membuat anak muda mungkin berpikir ulang untuk efek jangka panjang menggunakan marijuana," jelas Rany Shamloul, dokter dari University of Ottawa dan Queen's University di Kanada, seperti dilansir Livescience, Jumat (18/2/2011).
Menurut Shamloul, temuan ini adalah pesan yang kuat kepada generasi muda, khususnya laki-laki muda.
Para ilmuwan pertama kali mempelajari tentang kaitan ganja dan seks sejak tahin 1970-an. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa ganja tampaknya memiliki efek obat cinta.
Dalam studi 1982 yang diterbitkan dalam Journal of Psychoactive Drugs, 75 persen dari perokok ganja mengatakan bahwa barang ilegal tersebut secara jangka pendek dapat meningkatkan kehidupan seks.
Namun studi lain yang diterbitkan dalam jurnal yang sama pada tahun yang sama menemukan bahwa disfungsi ereksi dua kali lipat lebih umum pada pengguna ganja. Efek ini jelas lebih berbahaya ketimbang efek jangka pendek yang diperoleh.
Penelitian lain tentang dosis ganja juga menunjukkan bahwa sejumlah kecil ganja dapat sedikit membuat pria disfungsi seksual, tetapi dosis ganja yang tinggi dapat membuat pria impoten (tidak bisa atau tidak mampu mempertahankan ereksi).
"39 persen pria dalam studi tahun 1982 yang mengatakan ganja dapat meningkatkan kehidupan seks karena mereka telah mengalami efek obat ini yang dapat mengubah persepsi waktu, sehingga mereka menganggap dapat berhubungan seks dengan durasi yang panjang," jelas Shamloul.
Yang paling penting, menurut Shamloul, adalah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2010 dalam journal European Urology. Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa reseptor untuk tetrahydrocannabinol (THC), yaitu bahan aktif dalam ganja, terdapat dalam jaringan penis dari lima pasien difungsi ereksi dan enam monyet rhesus jantan yang diteliti.
Shamloul mengatakan, reseptor tersebut terutama pada otot polos penis. Penelitian laboratorium tambahan menunjukkan bahwa THC memiliki efek penghambatan pada otot.
"Ini adalah efek yang lebih serius pada fungsi ereksi karena otot polos membentuk 70 persen hingga 80 persen dari penis itu sendiri," kata Shamloul.
Shamloul telah melaporkan temuannya pada jurnal online edisi 26 Januari dalam Journal of Sexual Medicine.
"Penggunaan ganja tersebar luas, terutama pada pria di puncak kehidupan seksual mereka," kata Shamloul.
Laporan PBB menyebutkan 162 juta orang menggunakan ganja di seluruh dunia setiap tahun. Lebih dari 22 juta menggunakannya sehari-hari. source
No comments:
Post a Comment