Thursday, September 8, 2011

Home » » Protes ala Petasan Sambut Kekalahan Indonesia atas Bahrain

Protes ala Petasan Sambut Kekalahan Indonesia atas Bahrain

Petasan yang dinyalakan penonton membuat pertandingan Indonesia vs Bahrain sempat dihentikan oleh pengawas pertandingan kurang lebih 20 menit. Suara petasan yang menggelegar di Stadion Bung Karno malam ini pukul 20.45 ( ketika pertandingan tersisa 15 menit ), membuat pengawas dari AFC dan FIFA memberi perintah kepada pemain Bahrain memasuki kamar ganti. Hingga menit ke 75 itu, Bahrain unggul 2 - 0.

Meski pertandingan dihadiri oleh Presiden SBY, agaknya penonton tidak peduli. Suara gadis Indonesia ikut bergema di Stadion kebanggaan bangsa Indonesia itu, berusaha membujuk penonton yang agaknya kecewa dengan kekalahan tim kesayangannya. Padahal, tindakan penonton ini bisa jadi merugikan tim Indonesia sekaligus mencoreng nama baik bangsa Indonesia di mata dunia.

Petasan menjadi momok bagi sebagian bangsa kita, sekaligus menjadi "kebutuhan" bagi sebagian yang lain. Entahlah, meski sepanjang sejarahnya petasan banyak menelan korban, benda yang juga memberi kesan "meriah" ini juga makin dibutuhkan dan penjualannya pun terlihat tidak dibatasi. Barangkali riuhnya letusan petasan di stadion Bung Karno merupakan bentuk protes penonton atas kekalahan timnas.

Hal itulah yang membuat Indonesia nyaris dijatuhi sanksi oleh FIFA. Sanksi pelarangan bermain di kandang sendiri atau membayar denda. Tapi syukurlah akhirnya penonton dapat menahan diri dan pertandingan pun dapat dilanjutkan 20 menit kemudian.

Kekalahan atas Bahrain membuat Indonesia makin terpuruk di dasar grup E Asia babak ke-3 kualifikasi Pra Piala Dunia 2014. Adalah Sayeed Dhiya yang membobol gawang Markus Horizon di menit akhir babak pertama. Gol kedua dicetak oleh Ismaeel Latif pada menit ke72.
Petasan yang dinyalakan penonton membuat pertandingan Indonesia vs Bahrain sempat dihentikan oleh pengawas pertandingan kurang lebih 20 menit. Suara petasan yang menggelegar di Stadion Bung Karno malam ini pukul 20.45 ( ketika pertandingan tersisa 15 menit ), membuat pengawas dari AFC dan FIFA memberi perintah kepada pemain Bahrain memasuki kamar ganti. Hingga menit ke 75 itu, Bahrain unggul 2 - 0.

Meski pertandingan dihadiri oleh Presiden SBY, agaknya penonton tidak peduli. Suara gadis Indonesia ikut bergema di Stadion kebanggaan bangsa Indonesia itu, berusaha membujuk penonton yang agaknya kecewa dengan kekalahan tim kesayangannya. Padahal, tindakan penonton ini bisa jadi merugikan tim Indonesia sekaligus mencoreng nama baik bangsa Indonesia di mata dunia.

Petasan menjadi momok bagi sebagian bangsa kita, sekaligus menjadi "kebutuhan" bagi sebagian yang lain. Entahlah, meski sepanjang sejarahnya petasan banyak menelan korban, benda yang juga memberi kesan "meriah" ini juga makin dibutuhkan dan penjualannya pun terlihat tidak dibatasi. Barangkali riuhnya letusan petasan di stadion Bung Karno merupakan bentuk protes penonton atas kekalahan timnas.

Hal itulah yang membuat Indonesia nyaris dijatuhi sanksi oleh FIFA. Sanksi pelarangan bermain di kandang sendiri atau membayar denda. Tapi syukurlah akhirnya penonton dapat menahan diri dan pertandingan pun dapat dilanjutkan 20 menit kemudian.

Kekalahan atas Bahrain membuat Indonesia makin terpuruk di dasar grup E Asia babak ke-3 kualifikasi Pra Piala Dunia 2014. Adalah Sayeed Dhiya yang membobol gawang Markus Horizon di menit akhir babak pertama. Gol kedua dicetak oleh Ismaeel Latif pada menit ke72. source

No comments:

Post a Comment